Breaking

Search This Blog

Sabtu, 01 Desember 2018

Kisi-Kisi Sejarah Essay Kelas X SMK/SMA Sederajat Semester 1

KISI-KISI UJIAN AKHIR SEMESTER KELAS X, SEJARAH INDONESIA

1.      Penyebab masuknya agama dan budaya Islam di Indonesia
2.      Faktor-faktor penerimaan Agama Islam di Indonesia
3.      Media/saluran penyebaran agama Islam di Indonesia
4.      Bukti pengaruh akibat datangnya Islam di Indonesia
5.      Teori-teori masuknya Islam di Indonesia
6.      Peran Wali Songo dalam menyebarkan Agama Islam di Pulau Jawa
7.      Kerajaan/Kesultanan Islam
a.       Samudra Pasai
b.      Mataram
c.       Malaka
d.      Makassar
e.       Banten
f.       Ternate-Tidore
8.      Faktor-faktor mundurnya Kerajaan Islam di Indonesia
9.      Bentuk Bangunan dari hasil alkuturasi budaya Hindu-Budha, Islam dan Nusantara
10.  Kedatangan Bangsa Asing/Eropa di Indonesia
11.  Faktor-faktor adanya penjelajahan Samudra yang dilakukan oleh bangsa asing
12.  Perjanjian yang diadakan oleh bangsa Portugis dan Spanyol, disaksikan oleh pemimpin agama Kristen Katolik (Paus)
13.  Monopoli Bangsa Asing/Eropa di Indonesia
14.  Penyebab kedatangan Bangsa Asing di Indonesia


















1.      Masuknya agama dan budaya Islam ke Indonesia dipengaruhi oleh adanya hubungan perdagangan Asia kuno, yang dilakukan oleh bangsa Cina dan India, yang mendorong pedagang lainnya seperti pedagang dari Arab, Persia, Gujarat untuk ikut serta dalam hubungan perdagangan tersebut. Hal itu menyebabkan kota-kota pelabuhan yang berfungsi sebagai tempat transit ramai dikunjungi orang, sehingga dapat berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan dunia. Dari hubungan perdagangan tersebut, mereka dapat saling mengenal budaya yang dibawa oleh masing-masing pedagang yang dapat dilihat dari bahasa, barang dagangan yang dibawa maupun dari corak hidup. Untuk itu banyak pedagang Arab, Persia, dan Gujarat yang menetap dan menikah dengan penduduk setempat, sehingga budaya Islam dan agama Islam dapat dengan mudah disebarkan di berbagai wilayah Indonesia melalui pendekatan budaya.

2.      Faktor -faktor :
1. Syarat masuk agama Islam tidak berat, hanya dngn mengucapkan 2 kalimat syahadat.
2. Upacara-upacara dalam Islam sangat sederhana.
3. Dalam islam tdk ada sistem kasta
4. Islam relefan dan tdk menentang secara frontal adat istiadat yg tengah berkembang
5. Dalam penyebarannya dilakukan dengan jalan damai.
6. Bantuan dr para wali songo yang berdakwah dengan cara menarik

3.      Macam-macam saluran untuk islam
1)      Saluran perdagangan
2)      Saluran perkawinan
3)      Saluran pendidikan
4)      Saluran ajaran tasawuf
5)      Saluran dakwah oleh : 
A.    Maulana malik Ibrahim
B.     Sunan gunung jati
C.     Sunan ampel
D.    Sunan giri
E.     Sunan bontang
F.      Sunan kudus
G.    Sunan kalijaga
H.    Sunan muri
I.       Sunan drajad

4.       Dari abad ke abad
a.       Sebagian ahli sejarah menyebut jika sejarah masuknya Islam ke Indonesia sudah dimulai sejak abad ke 7 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada berita yang diperoleh dari para pedagang Arab. Dari berita tersebut, diketahui bahwa para pedagang Arab ternyata telah menjalin hubungan dagang dengan Indonesia pada masa perkembangan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke 7.
b.      Sebagian ahli sejarah lainnya berpendapat bahwa sejarah masuknya Islam ke Indonesia dimulai sejak abad ke 11 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada bukti adanya sebuah batu nisan Fatimah binti Maimun yang berada di dekat Gresik Jawa Timur. Batu nisan ini berangka tahun 1082 Masehi.
c.       i samping kedua pendapat di atas, beberapa ahli lain justru meyakini jika sejarah masuknya Islam ke Indonesia baru dimulai pada abad ke 13 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada beberapa bukti yang lebih kuat, di antaranya dikaitkan dengan masa runtuhnya Dinasti Abassiah di Baghdad (1258), berita dari Marcopolo (1292), batu nisan kubur Sultan Malik as Saleh di Samudra Pasai (1297), dan berita dari Ibnu Battuta (1345). Pendapat tersebut juga diperkuat dengan masa penyebaran ajaran tasawuf di Indonesia.
5.      Macam-macam teori
a)    Teori China

Lain halnya dengan Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby, mereka berpendapat bahwa sebenarnya kebudayaan Islam masuk ke Nusantara melalui perantara masyarakat muslim China.
Teori ini berpendapat, bahwa migrasi masyarakat muslim China dari Kanton ke Nusantara, khususnya Palembang pada abad ke 9 menjadi awal mula masuknya budaya Islam ke Nusantara. Hal ini dikuatkan dengan adanya bukti bahwa Raden Patah (Raja Demak) adalah keturunan China, penulisan gelar raja-raja Demak dengan istilah China, dan catatan yang menyebutkan bahwa pedagang China lah yang pertama menduduki pelabuhan-pelabuhan di Nusantara.
1.      Teori Gujarat
Menurut teori Gujarat, agama Islam datang ke Nusantara ketika abad ke tiga belas. Islam dikatakan datang dari para pedagang daerah Gujarat India. Teori ini dipertegas oleh adanya fakta bahwa ketika pada itu Nusantara menjalin ikatan perdangan yang baik dengan orang-orang Gujarat.
Kerajaan Sriwijaya juga saat pada itu menjadi jantung perdagangan dunia melewati jalur Nusantara – Gujarat – Timur tengah – Eropa. Selain itu juga adanya batu nisan sultan Samudra Pasai, Malik al Saleh yang memiliki ciri orang dari wilayah Gujarat.
b)     2. Teori Mekkah
Teori Mekkah merupakan teori datangnya agama Islam yang baru-baru ada. Pendapat ini merupakan sanggahan dari teori Gujarat. Pada pendapat ini disebutkan Islam masuk ke Nusantara saat itu abad ke-7 (6 abad lebih awal jika dibandingkan dengan teori Gujarat).
Orang yang membawa Islam ke Nusantara adalah orang-orang dari Arab Saudi. Peristiwa ini dibuktikan oleh adanya perkampungan yang telah didiami oleh orang Islam di daerah pesisir barat Sumatera ketika itu abad itu.
3. Teori Persia
Teori Persia mempunyai anggapan yang sama tentang waktu hadirnya agama Islam ke Nusantara, pada saat abad ke-13. Namun, perbedaannya, teori Persia beranggapan Islam datang dari Persia.
Hal itu disebabkan oleh adanya persamaan-persamaan budaya agama Islam di Nusantara dengan di Persia.
Dengan masuknya Islam ke Nusantara yang sekarang namanya adalah Indonesia, membuat kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia berkembang. Kerajaan Islam yang ada di Indonesia pun sempat memiliki wilayah kekuasaan yang luas, hingga ke negara tetangga.

6.   1. Berperan sebagai pelopor penyebar luasan agama islam di pulau jawa. Pada saat itu masih banyak yang belum mengenal islam
2. Pada jaman dahulu walisongo berperan sebagai penasihat raja
3. Berperan sebagai guru atau kyai besar atau ahli agama, Akhlak dan perilakunya patut dijadikan contoh
4. Berperan sebagai pejuang yang gigih membela agama. Atau sebagai pemimpin agama di masing masing daerahnya
7.   Macam kesulthanan
Bukti sumber sejarah singkat kerajaan samudra pasai dan Peninggalannya :
Sejarah kerajaan samudra pasai memang begitu menarik perhatian. Pasalnya kerajaan ini berdiri sekitar abad ke 13. Dimana pada masa tersebut adalah tahun runtuhnya kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Samudra Pasai didirikan oleh Sultan Marah Silu (raja) yang kemudian dikenal dengan nama Malik As Saleh karena beliah telah memeluk agama islam.
Mengingat bahwa Malik As Saleh adalah raja pertama Samudra Pasai, maka secara otomatis Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan Islam pertama yang ada di Indonesia. Selama masa kekuasaannya, Sultan Malik As Saleh sudah berkuasa selama kurang lebih 29 tahun dari 1297 sampai dengan 1326 M. Sekedar informasi, Kerajaan Samudera Pasai adalah gabungan dari Kerajaan Peurlak dan Kerajaan Pase.

8.    1. Kurangnya sikap saling percaya antara pemegang kekuasaan
2. Mulai serakah terhadap kekuasaan
3. Datangnya penjajah dari barat (Belanda dan Inggris)
4. Tertinggalnya Indonesia dari negara-negara Eropa dari segi persenjataan dan kemajuan teknologi
9.    Macam-macam hasilnya
·         Sistem Kepercayaan. Sejak zaman prasejarah bangsa Indonesia telah memiliki kepercayaan berupa pemujaan terhadap roh nenek moyang dan juga kepercayaan terhadap benda-benda tertentu. Kepercayaan itu disebut animism dan dinamisme. Dengan masuknya kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia, terjadilah akulturasi. Sebagai contoh, dalam upacara keagamaan atau pemujaan terhadap para dewa di candi, terlihat pula adanya unsur pemujaan terhadap roh nenek moyang. Dalam bangunan candi terdapat pripih yang di dalamnya terdapat benda-benda lambang jasmaniah raja yang membangun candi. Sehingga candi berfungsi sebagai makam. Di atas pripih terdapat arca dewa yang merupakan perwujudan raja dan pada puncak candi terdapat lambang para dewa (biasanya berupa gambar teratai pada batu persegi empat). Jadi, upacara keagamaan atau pemujaan terhadap dewa yang ada pada candi tersebut pada hakekatnya juga merupakan pemujaan terhadap roh nenek moyang, dan di situlah letak akulturasinya. Dengan nama yang lain tetapi esensinya adalah pemujaan terhadap roh nenek moyang.
·         Filsafat (maknanya secara sederhana alam pikiran, berpikir secara mendalam). Wujud akulturasi Indonesia dan Hindu—Budha di bidang filsafat dapat ditemukan dalam cerita wayang. Isi cerita tersebut mengandung nilai filosofis, yaitu bahwa kebenaran dan kejujuran akan berakhir dengan kebahagiaan dan kemenangan. Sebaliknya, keserakahan dan kecurangan akan berakhir dengan kehancuran.
·         Seni wayang yang sudah popular dalam kehidupan masyarakat Indonesia (khususnya masyarakat Jawa) bersumber dari cerita Ramayana dan mahabrata yang berasal dari India. Namun, penampilan wujud tokoh dalam wayang tersebut adalah budaya Indonesia yang antara daerah satu dan lainnya berbeda. Baik dalam agama Hindu maupun Budha, keduanya mempercayai adanya hukum karma dan reinkarnasi. Kedua hukum tersebut mengandung makna filosofis, yaitu bahwa manusia harus berbuat kebaikan, kebenaran, dan kejujuran agar lepas dari samsara atau penderitaan. Sedangkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia sejak dulu telah berkembang suatu konsep berupa petuah-petuah, nasehat atau pesan yang mengandung makna filosofis tentang kebenaran, kejujuran dan kebaikan.
·         Pemerintahan. Sebelum masuknya pengaruh budaya Hindu-Budha, pemerintahan di Indonesia berlangsung secara demokratis, yaitu untuk menentukan seorang pemimpin (kepala suku) dilakukan melalui pemilihan. Setelah masuknya budaya Hindu-Budha dikenal sistem pemerintahan kerajaan yang tidak lagi dipilih secara demokratis, tetapi secara turun temurun. Namun, dalam perkembangannya sifat pemerintahan demokratis tetap menampakkan kembali ciri khasnya. Pemerintah kerajaan tetap menerapkan musyawarah dalam mengambil keputusan. Kekuasaan raja tidak bersifat mutlak seperti di India. Dalam pergantian raja tidak selalu dilakukan secara turun-temurun. Unsur musyawarah sangat menentukan, terutama bila raja tidak mempunyai putra mahkota.
·         Seni Bangunan. Masuknya pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia membawa pengaruh terhadap seni bangunan, terutama bangunan candi. Jika dilihat dari bentuknya, bangunan candi selalu bertingkat-tingkat yang terdiri atas kaki candi, tubuh candi, dan puncak candi. Pada candi Hindu ditemukan pripih yang berisikan lambang jasmaniah raja (yang membuat candi), kemudian di atasnya terdapat patung dewa dan pada puncaknya terdapat lambang para dewa. Dengan demikian, jika dilihat dari bentuk bangunannya candi akan mengingatkan kita pada bangunan punden berundak. Oleh karena itu, pada candi ditemukan unsur Indonesia dan unsur Hindu-Budha.
·         Fungsi candi di India adalah sebagai tempat untuk memuja dewa. Di Indonesia, candi berfungsi sebagai makam dan pemujaan terhadap roh nenek moyang. Hal itu dapat dilihat dengan lambang jasmaniah raja di dalam pripih, sedangkan arca di atasnya adalah perwujudan raja yang telah meninggal tersebut.
·         Seni Rupa. Masuknya kebudayan Hindu-Budha berpengaruh terhadap perkembangan seni rupa di Indonseia. Contoh, seni hias yang berupa relief pada dinding candi di Indonesia menunjukkan adanya akulturasi antara budaya Indonesia dan Hindu-Budha. Hiasan relief pada candi biasanya merupakan suatu cerita yang berhubungan dengan agama.
·         Relief pada dinding Candi Borobudur seharusnya adalah cerita tentang riwayat Sang Budha Gautama. Namun, yang digambarkan adalah suasana kehidupan masyarakat Indonesia karena ditemukannya hiasan gambar perahu bercadik, rumah panggung, dan burung merpati. Pada Candi Jago di Jawa Timur dijumpai tokoh Punakawan, yaitu orang yang menjadi pengawal seorang ksatria. Cerita itu hanya ditemukan di Indonesia.
·         Seni Sastra. Pengaruh seni sastra India juga turut memberi corak dalam seni sastra Indonesia. Bahasa Sansekerta besar pengaruhnya terhadab sastra Indonesia. Prasasti di Indonesia, seperti Kutai, Tarumanegara, dan prasasti di Jawa tengah pada umumnya ditulis dalam bahasa sansekerta dan huruf pallawa. Dalam perkembangan bahasa Indonesia dewasa ini, pengaruh bahasa sansekerta cukup dominan, terutama dalam istilah pemerintahan. Seperti kata-kata patih lebet (sebuah jabatan yang mengkordinasi pemerintahan dalam istana). Pada masa Sultan Agung Titayasa di Banten, patih lebet dijabat oleh Adipati Mandaraka.
·         Sistem Kalender. Sistem penanggalan (kalender) Hindu-Budha turut berpengaruh dalam kebudayaan Indonesia, yaitu digunakannya kalender Saka di Indonesia, juga ditemukan candrasangkala dalam usaha memperingati suatu peristiwa dengan tahun atau kalender Saka. Tahun Saka dimulai tahun 78 M. Kalender Saka merupakan kalender dari India yang digunakan di Indonesia. Penggunaan kalender Saka ditemukan dalam prasasti Talang Tuo (adalah prasasti yang menjelaskan mengenai keberadaan Kerajaan Sriwijaya di Sumatra) yang berangka tahun 606 Saka (686 M). Prasasti tersebut menggunakan huruf pallawa dan bahasa melayu kuno. Dua contoh prasasti tersebut merupakan wujud akulturasi kebudayaan Indonesia dan Hindu-Budha.
·         Candrasangkala adalah angka huruf yang berupa susunan kalimat atau gambar. Setiap kata dalam kalimat tersebut dapat diartikan dengan angka, kemudian dibaca dari belakang maka akan terbaca tahun Saka. Beberapa gambar harus dapat diartikan ke dalam kalimat.

10.   A.  Sebab dan Tujuan Kedatangan Bangsa Barat

Secara umum, kedatangan bangsa Eropa ke Asia termasuk ke Indonesia dilandasi keinginan mereka untuk berdagang, menyalurkan jiwa penjelajah, dan menyebarkan agama. Adapun sebab dan tujuan bangsa Eropa ke dunia Timur adalah sebagai berikut :

1.      Mencari kekayaan termasuk berdagang (Gold)
2.      Mencari kemuliaan bangsa (Glory)             
3.      Menyebarkan agama (Gospel)
Atau bisa di sebut dengan 3G

11.   Faktor-faktor yang mendorong penjelajahan samudra, antara lain sebagai berikut.
a. Jatuhnya Kerajaan Bizantium (Romawi Timur) dengan ibu kota Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani tahun 1453. Pada saat itu, Bizantium merupakan daerah transit dan penghubung perdagangan antara Eropa dan Asia.
b. Bangsa Eropa ingin mendapatkan rempah-rempah dari daerah asal dengan harga yang lebih murah.
c. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seperti penemuan kompas yang dapat memperlancar kegiatan penjalajahan samudra.
d. Adanya prinsip 3G, yaitu mencari logam mulia atau kekayaan (gold), mendapatkan kejayaan bangsa (glory), dan menyebarkan agama Nasrani (gospel).
e. Adanya keinginan untuk membuktikan pendapat bahwa bentuk bumi itu bulat, seperti yang dikemukakan oleh Copernicus (1473-1543).
f. Semangat reconquesta atau semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di mana pun yang dijumpainya sebagai tindak lanjut dari Perang Salib.


12. Sejarah Perjanjian Tordesillas Lengkap

Tordesillas adalah nama sebuah kota di Spanyol. Di tempat bersejarah inilah ditetapkan suatu perjanjian yang menjadi awal dari penjelajahan  dua bangsa kuat benua Eropa pada abad ke-XVI mengelilingi samudera di belahan dunia barat dan timur.
Sejarah perjanjian tordesillas (dalam bahasa Portugis disebut Tratado de Tordesilhas atau dalam bahasa Spanyol disebut Tratado de Tordesillas) merupakan perjanjian yang berlangsung dan ditandatangani pada 7 Juni 1494. Perjanjian Tordesillas berisikan tentang pembagian wilayah pelayaran kekuasaan antara kerajaan Spanyol dengan kerajaan Portugis. Spanyol memiliki wewenang berlayar ke arah barat, sedangkan Portugis berwewenang untuk berlayar ke arah timur, yang bermulai dari barat kepulauan Tanjung Verde. Perjanjian tersebut disahkan Spanyol pada 2 Juli 1494 sedangkan Portugis pada 5 September 1494, diberlakukan sampai 13 Januari 1750.
13.  Macam- macam monopoli
  • Menguasai perdagangan rempah-rempah langsung dari sumbernya. Caranya dengan menerapkan monopoli perdagangan. Dengan monopoli, bangsa Eropa bertindak sebagai satu-satunya pembeli dengan harga yang mereka tentukan. Tindakan itu sudah tentu merugikan para petani rempah-rempah.
  • Menguasai wilayah strategis baik untuk perdagangan maupun basis militer. Dengan kekuatan armada dan strategi pecah belah, bangsa Eropa memaksa penguasa setempat untuk menandatangani perjanjian yang mengesahkan penguasaan atas suatu wilayah strategis.
  • Mengeruk sebanyak mungkin kekayaan sumber daya suatu wilayah. Caranya dengan memaksa penguasa setempat menandatangani suatu perjanjian.
  • Turut campur dalam urusan politik suatu wilayah. Secara semena-mena, bangsa Eropa ikut serta menentukan orang yang mereka anggap layak menjadi penguasa. Orang yang mereka pilih sudah tentu  yang akan menguntungkan mereka, sedangkan penguasa yang menentang akan sesegera mungkin mereka singkirkan. Dengan cara seperti itu, mereka dapat mempertahankan atau bahkan memperbesar pengaruh mereka atas suatu wilayah.
14.   1.Dikuasainya rute dan pusat-pusat perdagangan di Timur Tengah oleh orang-orang Islam.
 2.Adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu dengan ditemukan peta dan kompas yang sangat penting bagi pelayaran.
 3.Adanya keinginan untuk mendapatkan rempah-rempah dari daerah asal sehingga harganya lebih murah dan dapat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
4.Adanya keinginan untuk melanjutkan Perang Salib dan menyebarkan agama Nasrani ke daerah-daerah yang dikunjungi.
5.Adanya jiwa petualangan sehingga menggugah semangat untuk melakukan penjelajahan samudra.

Yang kedua
Penyebab kedatangan bangsa eropa ke indonesia adalah untk
1.menyebarkan
agama
2. berdagang
3. meyakini keberadaaan pester johr
4. menyalurkan jiwa penjelajah
5. m
encari kemuliaan bangsa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar